Selasa, 22 Maret 2016

THeMIS ADDER UGV: Drone Beroda Rantai dengan Senapan Mesin Berat RCWS


Masih ingat berita tentang War-V1? Prototipe hybrid tactical vehicle karya CV BDLTech yang berperan sebagai blocker, backup dan sweeper untuk eskalasi pertempuran sedang. Model War-V1 memang jadi topik bahasan menarik, pasalnya robot ranpur ini digadang mampu memberi dukungan bantuan tembakan, khususnya pada laju unit infanteri. Meski tak sama pelak, konsep War-V1 ternyata ada rivalnya dari Estonia. Inilah THeMIS (Tracked Hybrid Modular Infantry System), drone robot darat beroda rantai buatan Milrem.

Meski sama-sama mengusung roda rantai, THeMIS yang masuk golongan UGV (unmmaned ground vehicle) tidak dirancang lapis baja, namun bekal senjata yang dibawanya adalah SMB (senapan mesin berat) CIS 50MG buatan Singapore Technologies Kinetics (ST Kinetics.) Aslinya Milrem tak merancang UGV ini sebagai robot tempur. Mengandalkan desain modular, UGV yang ikut dipamerkan di ajang Singapore Airshow 2016, dirancang dengan superstuktur multipurpose, beberapa kebisaan yang dapat dilakukan drone tank ini seperti medical evacuation (medevac), communication relay, lifting, supply transport, anti tank platform, fire fighting platform, UAV (unmmaned aerial vehicle) platform, dan RCWS (remote control weapon system) platform.
Mengandalkan dudukan payload di bagian tengah, UGV dari Milres ini memang bisa disulap untuk berbagai macam kebutuhan. Khusus RCWS platform yang kemudian dikemas secara marketing sebagai THeMIS. Menggandeng ST Kinetics, UGV ini mendapat support RCWS SMB CIS 50MG kaliber 12,7 mm. Kemudian namanya ditambah menjadi THeMIS ADDER.
Selain dioperasikan secara remote, THeMIS juga dapat bergerak secara otonom (autonomous), tentu dengan terlebih dahulu dilakukan setting pada waypoint GPS. Tidak seperti tank pada umumnya, roda rantai THeMIS berbahan karet, bukan rantai baja. Bobot UGV ini juga relatif ringan, yakni punya berat kosong 700 kg, sementara payload juga 700 kg. Lalu bagaimana dengan sumber tenaganya? Dapur pacu THeMIS dipasok dari dua baterei yang ditempatkan di masing-masing disamping roda rantai. Artinya baik roda rantai kanan dan roda rantai kiri dipasok oleh baterai masing-masing. Milres juga menyediakan opsi sumber tenaga dari diesel elektrik drive.




Kecepatan maksimum THeMIS dapat mencapai 50 km per jam. Dengan kapasitas baterai ful charge, drone roda rantai ini dapat beroperasi hingga delapan jam. Prototipe THeMIS saat ini telah berhasil di uji coba, rencananya THeMIS akan mulai diproduksi pada akhir tahun 2016. Milres nantinya akan menwarkan THeMIS ADDER dalam paket integrasi Digital Infantry Battlefield Solution (DIBS). (Haryo Adjie)
Spesifikasi THeMIS ADDER:
– Length: 2500 mm
– Width: 2000 mm
– Height: 600mm
– Berat kosong: 700 kg
– Payload: 700 kg
– Power: Diesel-electric drive (can be used as fully electrical)
– Endurance: max 8 jam
– Kecepatan max: 50 km per jam
Sumber : http://www.indomiliter.com/themis-adder-ugv-drone-beroda-rantai-dengan-senapan-mesin-berat-rcws/

Senin, 21 Maret 2016

Pengurus Cabang GM FKPPI 0407 Kota Dumai


Sejarah Berdiri FKPPI

Berawal dari Munas VII Pepabri pada tanggal 20 Juni 1977 bertempat di Asrama Haji Bukit Duri Jakarta Selatan, para pendiri yang antara lain yakni :

1. Drs. Surya Paloh.
2. J.P. Yoseano Waas.
3. Agus Santoso, SH.
4. Prof. DR . Karel S. Waas.
5. Tjokro Supriyanto, BA.
6. Capt Haribowo.
7. Ir. Wisnu Batubara

bersepakat . membentuk . satu . wadah . pembinaan . putra-putri . ABRI . dengan . beberapa usulan . nama, antara . lain :

1. P4-ABRI (Persatuan Putra Putri Purnawirawan ABRI).
2. P4-I (Persatuan Putra Putri Purnawirawan Indonesia).

kemudian melalui suatu proses yang panjang disepakati diberi nama dengan nama FKPPI (Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia).

Maka pada tanggal 12 September 1978 pada saat ulang tahun Pepabri di Gedung Wanita Nyi Ageng Serang Kuningan Jakarta, diproklamirkan berdirinya FKPPI dan untuk pertama kalinya dibentuk Pengurus Besar FKPPI dengan susunan pengurus, Drs. Surya Paloh sebagai Ketua Umumnya dan Karel S. Waas sebagai Sekjendnya yang dikukuhkan melalui SK dari Pengurus Besar Pepabri.

Tanggal 12 September 1978 yang monomental itupun untuk selanjutnya juga ditetapkan sebagai hari lahirnya atau terbentuknya FKPPI.

# Selanjutnya di tahun 1981 diselenggarakanlah Munas I di Jakarta, terpilih sebagai Ketua Umum Drs. Surya Paloh yang didampingi oleh Sekretaris Jenderal Yoseano Waas untuk masa bakti 1981-1984.

Setelah Munas I ini, perkembangan organisasi ini begitu cepat dengan terbentuknya kepengurusan di tingkat daerah (propinsi), cabang (kota/kabupaten) bahkan hingga rayon-rayon (kecamatan-kecamatan).

# Pada Munas II di Tugu Bogor, terpilih sebagai Ketua Umum Djoko Mursito Humardhani didampingi Drs. Gazie M. Yusuf sebagai sekjen untuk masa bakti 1984-1987.

# Pada Munas III di Magelang tanggal 10-13 November 1987 terpilih Ir. H. Indra Bambang Utoyo didampingi Haryadi Anwar sebagai sekjen (1987-1990).

Pada Munas III ini kepanjangan FKPPI yang semula Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia, berubah menjadi Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri ABRI.

# Pada Munas IV tanggal 24-26 November 1990 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Ir. H. Indra Bambang Utoyo terpilih lagi sebagai Ketua Umum didampingi Asep R. Sujana sebagai Sekjen (1990-1993).

# Pada Munas V di Jakarta Asep R. Sujana terpilih sebagai Ketua Umum didampingi oleh Bahriyoen Sucipto sebagai Sekjen (1993-1998).

# Pada tahun 1995 karena tuntutan zaman untuk mengembangkan wadah FKPPI maka terjadilah Musyawarah Luar Biasa (Muslub) pada tanggal 12 september 1995.

Salah satu keputusan penting dalam Muslub tersebut adalah merubah nama FKPPI yang selama ini dikenal sebagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) menjadi Generasi Muda FKPPI (GM-FKPPI) dengan tetap melanjutkan masa bakti hingga 1998.

Pada saat bersamaan dibentuklah wadah baru yang bernama FKPPI sebagai wadah berhimpun bagi anggota FKPPI yang berusia 40 tahun keatas yang dideklarasikan pada saat peringatan HUT FKPPI ke-17 pada tanggal 12 September 1995 di Balai Sidang Senayan Jakarta dengan Ketua Umum untuk pertama kalinya adalah H. Bambang Trihatmojo didampingi Ir. Indra Bambang Utoyo sebagai Sekjen.

Kedua organisasi ini baik FKPPI maupun GM FKPPI mempunyai jiwa dan semangat yang sama, dan komposisi kepengurusannyapun saling kait mengkait agar terjadi sinergitas. Walaupun kedua organisasi ini mempunyai lambang yang berbeda namun hampir sama serta masing masing memiliki AD/ART namun karena platformnya yang sama dan dilahirkan dari sumber yang sama maka sering diistilahkan bahwa antara FKPPI dan Generasi Muda FKPPI adalah "Dua Raga Satu Jiwa".

# Pada Munas VI GM-FKPPI tanggal 13-15 Februari 1998 di Jakarta terpilih sebagai Ketua Umum Adiguna Sutowo didampingi oleh Erwin M. Singajuru sebagai Sekjen.

# Untuk menyesuaikan diri dalam era Reformasi di Negara kita maka pada tanggal 5-6 Maret 1999 kembali dilaksanakan Munaslub GM FKPPI di Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta yang salah satu keputusan penting adalah menyempurnakan AD/ART GM-FKPPI dimana keanggotaan GM FKPPI dapat dirangkap dengan keanggotaan Partai Politik sepanjang tetap berazaskan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI, serta menegaskan kembali konsep FKPPI adalah rumah bersama. Munaslub juga menegaskan keberadaan lembaga Polri tetap menjadi anggota dewan Pembina, serta putra putri Polri tetap menjadi anggota biasa FKPPI walaupun pada tanggal 1 April 1999 lembaga Polri dipisahkan dari organik ABRI.

# Pada Munas VII tanggal 12-16 Oktober 2003 dilaksanakan Munas secara bersama-sama antara FKPPI dan GM FKPPI di Wisma Haji Pondok Gede Jakarta dimana untuk FKPPI terpilih sebagai Ketua Umum Ponco Sutowo dengan Bahriyoen Sucipto sebagai sekjen (2003-2008). Sedangkan untuk GM FKPPI terpilih Dudhie Makmun Murod sebagai Ketua Umum dengan Sayed M. Muliadi sebagai Sekjen dengan masa bakti kembali menjadi 3 tahun (2003-2006).

# Pada Munas VIII tanggal 29-31 Oktober 2008 di Wisma Kinasih, Caringin, Bogor, terpilih Ketua Umum Hans Silalahi dan Sekjend Fajar Iman untuk masa bhakti 2007-2011.

http://gmfkppidki-sejarah.blogspot.co.id/